Sembung mestinya bisa menjadi tanah pertanian yang baik apabila dikelola dengan lebih baik. Menggunakan knowhow Jepang,
dikembangkan di sembung, menghasilkan sayur yang baik dan bisa
menghidupi masyarakat pertanian dan sekelilingnya dengan baik.
Demikian ungkap Yamanaka, kepala industri kantor Desa Kawakami (mura), khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (20/11/2013) sore. Desa ini adalah desa paling makmur di Jepang dengan penghasilan per kepala per tahun sekitar 25 juta yen, di atas rata-rata penghasilan desa lain yang ada di Jepang.
Penghasilan
50 persen dari hasil perkebunan selada atau lettuce) dan 30 persen dari
penjual hakusai (kol, Chinese cabbage) dan sisanya berbagai sayuran
lain.
Panen selada biasanya antara April sampai dengan September.
Lalu Oktober sampai dengan awal November hanya kol. Selain dipasarkan di
dalam negeri Jepang,
kedua produk sayur utama desa ini juga di ekspor ke Taiwan dan
HongKong. Ke Taiwan sekitar 17.000 boks atau sekitar 40 feet kargo dan
ke Hongkong sekitar 1000 boks kol.
Selada dari desa Kawakami
yang ada di Minamisaku-gun, perfektur Nagano ini, memang punya aroma
sangat enak dan dimakan seperti keripik, enak sekali di santap. Karena
itu makanan mentah ini sering disantap begitu saja oleh orang Jepang, ditambah saus yang sesuai lidah masing-masing. Rasa segar luar biasa dan aroma yang sangat enak dan sedap.
"Itulah
yang perlu dibuat di Sembung. Bukan hanya selada atau kol biasa,
tetapi harus punya aroma yang baik dan segar. Untuk itu tanahnya juga
harus baik dengan kadar dan kualitas yang baik pula. Udara atau cuaca
juga sangat mempengaruhi. Karena Jepang
punya empat musim, ada musim dingin dan ada musim panas, ini juga
mempengaruhi kualitas tanah berkebun sayur sehingga bisa menghasilkan
sayuran yang enak. Karena itu perlu tempat yang sejuk pula di Sembung
kalau mau menghasilkan sayuran yang enak, tidak bisa terlalu panas, di
samping kelembaban juga ikut mempengaruhi," paparnya lagi.
SUMBER : http://www.tribunnews.com/internasional/2013/11/20/mampukah-indonesia-meniru-sistem-pertanian-dari-desa-paling-makmur-di-jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar